Studi kasus


TUGAS LAPORAN STUDI KASUS

Dosen Pengampu : Drs. Sugihartono MPd



Disusun untuk memenuhi Tugas Konseling IV (Studi Kasus)

Disusun Oleh :
Aji ilham fahrurrozi
08001091
VI B


PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2011

KASUS I
  • IDENTITAS KLIEN

  1. Nama : Bowo (Nama Samaran)
  2. Umur : 17 tahun
  3. Kelas : 2 SMP
  4. Tempat,tgl,lahir : Yogyakarta, 13 Juni 1996
  5. Agama : Islam
  6. Suku bangsa : Jawa
  7. Sekolah : SMP N 2 Yogyakarta
  8. Alamat Rumah : Winong, Kotagede, Yogyakarta

  • Latar Belakang Konseli
  1. Latar Belakang Keluarga
  1. Ayah :
  1. Nama : Juremi
  1. Pekerjaan : Wiraswasta
  1. Pendidikan : SMA
  2. Alamat Tempat Tinggal : Winong, Kotagede, Yogykarta
  1. Ibu :
  1. Nama : Tumiyem
  2. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
  3. Pendidikan : SMA
  4. Alamat Tempat Tinggal : Bandan sendang sari, Sleman
  1. Saudara :
  1. Adik laki-laki : 1 orang


  • DESKRIPSI KASUS
  1. Ketua : Panggih Agus Sidik.
  2. Sekertaris : Ade Novera Prahardika.
  3. Penyaji : Mahadir Danu Munandar.
  4. Kasus sbb :

Bowo (samaran) adalah siswa kelas 2 di SMP N 2 Yogyakarta. Ia berasal dari keluarga yang cukup sederhana dan bersasal dari desa yang jauh dari perkotaan di daerah Sleman. Bowo sebelumnya anak yang penurut dan jarang membantah ataupun berani dengan orang tua, namun semenjak naik kelas II baik menurut saya dan orang tuanya, ia mulai menunjukan kelakuan kenakalan, kenakalan yang di luar umur anak SMP, contoh kenakalan yang sering dilakukan membolos sekolah, merokok, narkoba dan narkoba.
Menurut pencermatan yang saya lakukan, Bowo berbuat kenakalan bermula dari saat ayah nya meninggal dunia sekitar 2 bulan lalu. Bowo sangat dekat dengan ayahnya dan dia merasa sangat kehilangan dengan kepergian ayahnya itu. Maka dari itu bowo mlampiaskan kesedihanya itu melalui minuman keras dan narkoba.
(*) Diagnosis :
Pelampiasan yang salah
(*) Prognosis :
  1. Memberi pengarahan agar dia tidak melampiaskan ke hal-hal yang salah
  2. Memberikan motivasi hidup
  3. Bekerja sama dengan Ibu nya untuk menyelesaikan permasalahan yang di hadapi
  4. Memberikan contoh tentang permasalahan yang sama dan apa akibatnya bagi si konseli dan bagi orang lain




KASUS II
A. Identitas
Nama : Lia Mariana
TTL : Salatiga, 30 Mei 1993
Alamat rumah : Jl Martadireja 05, Salatiga
Sekolah / Kelas : SMA N 1 Salatiga / II
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan Ayah : Petani
Pekerjaan Ibu : Ibu rumah tangga

  • Latar Belakang Konseli
  1. Latar Belakang Keluarga
  1. Ayah :
  • Nama : Parjan
  • Pekerjaan : Petani
  • Pendidikan : SD
  • Alamat Tempat Tinggal : Winong, Kotagede, Yogykarta
  1. Ibu :
  1. Nama : Marta
  2. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
  3. Pendidikan : SD
  4. Alamat Tempat Tinggal : Salatiga
Lia (bukan nama sebenarnya) adalah siswa kelas I SMA Favorit Salatiga yang barusan naik kelas II. Ia berasal dari keluarga petani yang terbilang cukup secara sosial ekonomi di desa pedalaman + 17 km di luar kota Salatiga, sebagai anak pertama semula orang tuanya berkeberatan setamat SLTP anaknya melanjutkan ke SMU di Salatiga; orang tua sebetulnya berharap agar anaknya tidak perlu susah-sudah melanjutkan sekolah ke kota, tapi atas bujukan wali kelas anaknya saat pengambilan STTB dengan berat merelakan anaknya melanjutkan sekolah. Pertimbangan wali kelasnya karena Lia terbilang cerdas diantara teman-teman yang lain sehingga wajar jika bisa diterima di SMU favorit. Sejak diterima di SMU favorit di satu fihak Lia bangga sebagai anak desa toh bisa diterima, tetapi di lain fihak mulai minder dengan teman-temannya yang sebagian besar dari keluarga kaya dengan pola pergaulan yang begitu beda dengan latar belakang Lia. Ia menganggap teman-teman dari keluarga kaya tersebut sebagai orang yang egois, kurang bersahabat, pilih-pilih teman yang sama-sama dari keluarga kaya saja, dan sombong. Makin lama perasaan ditolak, terisolik, dan kesepian makin mencekam dan mulai timbul sikap dan anggapan sekolahnya itu bukan untuk dirinya tidak krasan, tetapi mau keluar malu dengan orang tua dan temannya sekampung; terus bertahan, susah tak ada/punya teman yang peduli. Dasar saya anak desa, anak miskin (dibanding teman-temannya di kota) hujatnya pada diri sendiri. Akhirnya benar-benar menjadi anak minder, pemalu dan serta ragu dan takut bergaul sebagaimana mestinya. Makin lama nilainya makin jatuh sehingga beban pikiran dan perasaan makin berat, sampai-sampai ragu apakah bisa naik kelas atau tidak.

C. Diagnosis
konsep/kepercayaan yang salah


D. Prognosis
  1. memerangi pemikiran irasional Lia yang melatar-belakangi ketakutan / kecematannya yaitu konsep dirinya yang salah beserta sikapnya terhadap teman lain
  2. memanggil Lia, mengajak berdiskusi dan konfrontasi langsung untuk mendorongnya beranjak dari pola pikir irasional ke rasional / logis dan realistis melalui persuasif, sugestif, pemberian nasehat secara tepat, terapi dengan menerapkan prinsip-prinsip belajar untuk PR serta bibliografi terapi.
  3. memberi nasehat, konfrontasi langsung dengan peta pikir rasional-irasoonal, sugesti dan asertive training dengan simulasi diri menerapkan konsep diri yang benar dan sikap/ketergantungan pada orang lain yang benar/rasional




















KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan terhadap Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya rahmat dan petunjuk-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas ” Konseling IV Studi Kasus” ini. Penyusunan laporan ini saya susun berdasarkan masukan dari berbagai sumber.
Saya sadar dalam penulisan laporan ini terdapat banyak kendala dan kekurangan, untuk itu kritik dan saran membangun saya harapkan. Demikian, kiranya laporan ini dapat berguna dan dapat memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat mengikuti ujian mata kuliah yang dimaksud.

Yogyakarta, Juli 2010
Penyusun



Comments

Popular posts from this blog

Lirik lagu Cilacap Bercahaya

Lirik Lagu BANGGA MBANGUN DESA