Skip to main content

PENGUATAN DIMENSI GOTONG ROYONG

DIMENSI GOTONG ROYONG


Elemen Profil Pelajar Pancasila "Kolaborasi" dalam Permainan Tradisional

Elemen "kolaborasi" dalam Profil Pelajar Pancasila mengacu pada kemampuan peserta didik untuk bekerja sama dengan orang lain secara efektif, penuh empati, dan menghargai keberagaman. Permainan tradisional, yang banyak melibatkan kerja tim dan interaksi sosial, menjadi sarana alami untuk menanamkan nilai-nilai kolaborasi kepada anak-anak.

Hubungan Kolaborasi dan Permainan Tradisional

Kolaborasi dalam permainan tradisional tercermin melalui interaksi yang melibatkan kerja sama, saling mendukung, dan mencapai tujuan bersama. Berikut adalah beberapa aspek kolaborasi yang dapat diajarkan melalui permainan tradisional:

  1. Kerja Sama Tim:
    Permainan seperti gobak sodor atau bakiak menuntut kerja sama yang erat. Pemain harus saling membantu, berbagi strategi, dan mengatur peran untuk memenangkan permainan. Ini mencerminkan pentingnya sinergi dalam mencapai tujuan bersama.

  2. Empati dan Toleransi:
    Dalam permainan tradisional, pemain sering kali berasal dari latar belakang yang beragam. Anak-anak belajar untuk menghargai perbedaan kemampuan, memberi dukungan kepada teman yang kesulitan, dan menjaga suasana permainan tetap menyenangkan.

  3. Komunikasi Efektif:
    Kolaborasi memerlukan komunikasi yang jelas dan saling memahami. Permainan seperti lompat bambu menuntut pemain untuk berkomunikasi agar ritme bambu dan langkah tetap selaras.

  4. Saling Percaya:
    Dalam permainan tim, seperti tarik tambang, pemain harus mempercayai kekuatan dan kontribusi teman-teman mereka. Ini membangun kepercayaan yang menjadi dasar kerja sama yang sukses.

  5. Pembagian Tugas:
    Permainan tradisional mengajarkan pembagian peran yang adil. Misalnya, dalam petak umpet, ada yang bertugas sebagai penjaga dan yang lainnya mencari tempat sembunyi. Pembagian ini mengajarkan bagaimana peran individu penting dalam mendukung keberhasilan kelompok.

Kontribusi Permainan Tradisional terhadap Kolaborasi

Permainan tradisional mendukung pengembangan kolaborasi melalui:

  • Interaksi Sosial Langsung: Anak-anak berhadapan langsung dengan teman, mengatasi konflik, dan belajar menyelesaikan masalah bersama.
  • Pengalaman Praktis: Kolaborasi tidak hanya diajarkan secara teori tetapi langsung dipraktikkan melalui aktivitas nyata.
  • Penghargaan terhadap Proses: Dalam permainan, anak-anak belajar bahwa keberhasilan tidak hanya dinilai dari kemenangan, tetapi juga dari bagaimana mereka bekerja bersama.

Contoh Kolaborasi dalam Permainan Tradisional

  1. Bakiak: Kekompakan langkah dan komunikasi antaranggota tim mencerminkan kolaborasi yang baik.
  2. Lompat Tali Karet: Pemain harus bekerja sama untuk memastikan ritme tali sesuai dan mendukung pemain yang melompat.
  3. Bentengan: Tim harus menyusun strategi dan bekerja sama untuk melindungi benteng mereka sambil menyerang benteng lawan.

Hubungan dengan Nilai Pancasila

Kolaborasi dalam permainan tradisional sejalan dengan sila keempat Pancasila, yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Permainan ini mengajarkan musyawarah, kerja sama, dan pengambilan keputusan bersama, yang menjadi prinsip penting dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Elemen Profil Pelajar Pancasila "Kolaborasi" dengan Sub Elemen Kerja Sama dan Komunikasi dalam Permainan Tradisional

Permainan tradisional Indonesia menjadi media yang ideal untuk menanamkan elemen kolaborasi dalam Profil Pelajar Pancasila. Sub elemen kerja sama dan komunikasi untuk mencapai tujuan bersama sangat relevan karena banyak permainan tradisional yang mengandalkan interaksi sosial dan kekompakan antar pemain. Permainan ini mengajarkan pentingnya bersinergi dan berkomunikasi secara efektif untuk keberhasilan kelompok.

1. Kerja Sama dalam Permainan Tradisional

Sub elemen kerja sama mengacu pada kemampuan untuk bekerja bersama dengan orang lain, berbagi peran, dan menghargai kontribusi setiap anggota dalam kelompok. Permainan tradisional mendukung pengembangan nilai ini dengan cara:

  • Membagi Tugas: Dalam permainan seperti bakiak, setiap anggota tim memiliki peran penting untuk melangkah serempak. Jika salah satu tidak mengikuti ritme, seluruh tim akan kesulitan.
  • Saling Mendukung: Permainan lompat tali karet melibatkan pemain yang membantu menjaga ritme tali sambil memberi dukungan moral kepada pemain yang sedang melompat.
  • Menyelesaikan Masalah Bersama: Dalam permainan gobak sodor, tim harus berdiskusi dan menyusun strategi untuk menghadang lawan atau mencari celah untuk melewati penjaga.

2. Komunikasi untuk Mencapai Tujuan Bersama dalam Permainan Tradisional

Sub elemen komunikasi untuk mencapai tujuan bersama melibatkan kemampuan untuk menyampaikan ide, mendengarkan pendapat orang lain, dan berkoordinasi dengan baik. Permainan tradisional mengajarkan komunikasi melalui:

  • Penyelarasan Irama: Dalam lompat bambu, penggerak bambu harus berkomunikasi secara verbal atau non-verbal untuk menyelaraskan ritme, sementara pelompat menyesuaikan diri dengan ritme tersebut.
  • Arahan dan Instruksi: Dalam permainan petak umpet, pemain sering memberikan kode atau sinyal untuk membantu teman yang bersembunyi.
  • Penyelesaian Konflik: Permainan seperti bentengan sering kali menimbulkan konflik kecil, seperti perbedaan pendapat dalam menentukan aturan. Hal ini melatih anak untuk bernegosiasi dan menemukan solusi bersama.

Hubungan Kerja Sama dan Komunikasi dengan Tujuan Bersama

Dalam permainan tradisional, kerja sama dan komunikasi tidak bisa dipisahkan karena keduanya saling mendukung untuk mencapai tujuan bersama. Misalnya:

  • Dalam tarik tambang, keberhasilan tim tidak hanya bergantung pada kekuatan fisik, tetapi juga pada koordinasi dan komunikasi untuk menarik tali secara serentak.
  • Dalam bakiak, tanpa komunikasi yang baik untuk menentukan ritme langkah, kerja sama tim tidak akan efektif.

Relevansi Nilai-Nilai Ini dalam Kehidupan Modern

Permainan tradisional mengajarkan anak-anak untuk:

  • Menghormati Perbedaan: Setiap pemain memiliki peran berbeda yang harus dihormati dan dihargai.
  • Mengembangkan Rasa Empati: Anak belajar memahami kebutuhan dan kondisi teman-temannya selama permainan.
  • Meningkatkan Kolaborasi di Dunia Nyata: Nilai kerja sama dan komunikasi yang dipelajari dalam permainan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti di sekolah, keluarga, dan masyarakat.

Contoh Penerapan dalam Permainan Tradisional

  1. Gobak Sodor: Kerja sama terlihat dalam pembagian tugas penjaga yang harus menjaga garis tertentu, sedangkan komunikasi diperlukan untuk mengoordinasikan pergerakan agar lawan tidak lolos.
  2. Bakiak: Anggota tim harus berdiskusi dan menyelaraskan ritme langkah untuk mencapai garis finis.
  3. Engklek Berkelompok: Pemain bekerja sama untuk membantu anggota tim yang kesulitan menjaga keseimbangan, sambil memberikan arahan untuk mempermudah langkah berikutnya.

Kesimpulan

Elemen kolaborasi yang mencakup kerja sama dan komunikasi untuk mencapai tujuan bersama adalah inti dari banyak permainan tradisional. Permainan ini memberikan pengalaman praktis bagi anak-anak untuk belajar bekerja sama dan berkomunikasi secara efektif. Dengan melestarikan permainan tradisional, kita tidak hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga membentuk karakter generasi muda yang mampu berkolaborasi dalam berbagai aspek kehidupan.

Comments

Popular posts from this blog

MEMBUAT POPUP CARD PERMAINAN TRADISIONAL

Popup card adalah jenis kartu kreatif yang memiliki elemen atau gambar yang muncul secara tiga dimensi (3D) saat kartu dibuka. Biasanya digunakan untuk berbagai kesempatan, seperti ulang tahun, pernikahan, ucapan terima kasih, atau perayaan lainnya. Keunikan popup card terletak pada efek kejutan yang muncul saat kartu dibuka, membuatnya lebih menarik dibandingkan kartu biasa. Bahan yang Dibutuhkan : Setiap siswa membawa: Kertas karton atau kertas tebal 3 jenis warna bebas Gunting atau cutter. Lem atau perekat. Pensil, penghapus, penggaris Buatlah POPUP Card seperti video dibawah ini Kemudian pada setiap sisinya di beri gambar print Egrang Engklek Lompat karet Gobak sodor Bakiak Lompat bambu CATATAN ! SETIAP KELOMPOK MEMBUAT 4 MACAM POPUP CARD SEPERTI VIDEO DIATAS BOLEH MENCARI REFERENSI LAIN DI YOUTUBE  SATU ANGGOTA KELOMPOK MEMBUAT VIDEO PROSES PEMBUATAN POPUP CARD KEMUDIAN DI EDIT DAN DI POST DI TIKTOK MENGGUNAKAN HASHTAG #spenskes #p5kearifanlokal #p5permainantradisional

Sosialaisasi Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

TEMA KEARIFAN LOKAL TOPIK PERMAINAN TRADISIONAL           Kearifan lokal merupakan suatu bentuk kearifan lingkungan yang ada dalam kehidupan bermasyarakat berupa tata nilai atau perilaku hidup masyarakat lokal dalam berinteraksi dengan tempat atau daerah hidupnya. Sebagai salah satu bentuk perilaku manusia, kearifan lokal bukanlah suatu hal yang statis, melainkan berubah sejalan dengan waktu atau dinamis, tergantung dari tatanan dan ikatan sosial budaya yang ada di masyarakat.           Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah 34 provinsi yang kaya dengan keberagaman budaya seperti kesenian, rumah adat, senjata perang, pakaian tradisional, hingga permainan tradisional. Permainan tradisional merupakan salah satu bentuk budaya yang memiliki kaitan erat dengan masyarakat. Permainan tradisional juga memiliki kandungan filosofi dan nilai-nilai sejarah tertentu tergantung masing-masing daerah di seluruh Indonesia. Beragam c...

ASESMEN DIAGNOSTIK P5 - KEARIFAN LOKAL

 ASESMEN DIAGNOSTIK PROYEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5) TEMA KEARIFAN LOKAL TOPIK PERMAINAN TRADISIONAL Asesmen Diagnostik adalah sebuah penilaian yang dilakukan secara khusus untuk mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, dan kelemahan peserta didik. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui di mana letak kesulitan atau kesalahpahaman siswa terhadap suatu materi pelajaran, sehingga guru dapat memberikan pembelajaran yang lebih tepat dan efektif. Mengapa Asesmen Diagnostik Penting? Mempermudah Proses Pembelajaran: Dengan mengetahui area yang belum dikuasai siswa, guru dapat menyusun rencana pembelajaran yang lebih tertarget. Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran: Pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan individu siswa akan lebih efektif dalam meningkatkan pemahaman dan prestasi. Memberikan Umpan Balik yang Lebih Baik: Hasil asesmen diagnostik dapat memberikan umpan balik yang spesifik kepada siswa, sehingga mereka mengetahui area yang perlu diperbaiki. Membantu...