Mengenal Potensi Diri Anda (Who Am I ?)

Oval: Kegiatan 1
1.     Topik Layanan           : Mengenal Potensi Diri Anda
2.     Jenis Layanan             : Orientasi
3.     Bidang Bimbingan     : Pribadi
4.     Waktu                        : 2 X 45 menit

 
I.        Tujuan Layanan
Sesuai mengikuti rangkaian kegiatan ini, diharapkan siswa dapat :
1.       Memahami makna potensi yang ada pada diri
2.       Memahami bentuk – bentuk potensi diri
3.       Mengetahui aspek – aspek setiap potensi diri
4.       Memahami karakteristik potensi – potensi dirinya
5.       Menyusun persiapan untuk memberdayakan potensi – potensi diri demi optimalisasi perkembangan dirinya



 
 


Apa itu Potensi Diri ?
   Potensi artinya kemampuan atau kekuatan,yang bersifat fisik maupun psikis. Namun Potensi itu masih merupakan kekuatan dasar (“modal dasar”) yang harus diwujudkan dan dibuktikan secara nyata. Bila tidak demikian, maka potensi itu akan terpendam. 

Contoh : Bila seseorang siswa disebut berpotensi tinggi seharusnya prestasi belajarnya juga terbukti baik.

Potensi diri adalah semua kekuatan, kelebihan, kecakapan yang dimiliki oleh seseorang, baik yang dibawa sejak lahir                ( secara genetik ) maupun yang diperoleh dari pengalaman dan pelajaran (pendidikan).
(Sumber : Paket I Bimbingan karier, Depdikbud, 1984)

Nah, apa saja potensi Anda ? Bukankah setiap orang diberi sejumlah kekuatan dan kelebihan tertentu !?


2.     Bentuk – bentuk Potensi

Persis seperti yang anda bayangkan, potensi memang banyak unsur dan ragamnya.
Potensi fisik misalnya, terdiri atas : keadaan jasmaniah, ukuran / bentuk dan penampilan fisik, kualitas inderawi ( daya melihat, mendengar, dll ); daya tahan tubuh, kesegaran, kebugaran, kelenturan, kelincahan, kekuatan ( gerak / kerja ), keseimbangan, dan kesehatan ( kesehatan gigi, mata, pernafasan, pencernaan, persendian, dll ).
Potensi non fisik antara lain : Intelegensi ( kecerdasan, bakat, minat, hobi, ciri / sifat kepribadian, kemantapan emosional, motivasi, sikap, kreativitas, daya tanggap, dan lain – lain.

Dewasa ini juga dikaji, tentang adanya potensi kecerdasan emosional ( emotional qoutient ), kecerdasan ( kemampuan ) dalam mengatasi kesulitan – kesulitan ( adversity qoutient ) dan potensi keimanan atau kecerdasan spiritual ( spiritual qoutient ).

3.     Mengembangkan potensi diri
Kadang kita prihatin, melihat layu dan gugurnya kuncup bunga yang belum sempat mekar. Karena si empunya lalai tidak menyiramkan air segar.

Demikianlah kuncup – kuncup potensi diri kita. Ia butuh siraman air pengembangan. Ia butuh upaya dan kerja keras. Ia perlu kesabaran dan daya tahan. Lalaikah Anda, sang Empunya potensi itu ?

Sejenak telusurilah macam – macam potensi dan kekuatan Anda !!
a.       Potensi Intelektual
Kemampuan intelektualnya adalah kecerdasan atau intelegensi. Satuan ukurannya ialah Intellegence Qoutient (IQ). Intelegensi adalah keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah, serta mengolah dan menguasi lingkungan secara efektif ( Marthen Pali,1993 ).
Untuk mengetahui intelegensi dapat dilakukan dengan cara sekilas yakni mengamati hasil belajar sehari – hari (nilai ulangan harian sampai nilai rapor); atau secara teliti melalui pemeriksaan psikologis dengan tes intelegensi.
Yang terakhir ini menghasilkan angka – angka yang menggambarkan taraf kecerdasan tertentu, misalnya :

No.
IQ

Klasifikasi

Prestasi Minimal
1.      
- 79
Kemampuan Intelektual Rendah
-
2.      
80 – 89
Kemampuan Intelektual Di bawah rata – rata
5,5
3.      
90 – 109
Kemampuan Intelektual Rata – rata
6
4.      
110 – 119
Kemampuan Intelektual di Atas rata – rata
7
5.      
120 – 135  +
Kemampuan Intelektual Superior
9
Sumber : Marthen Pali, 1993
Perhatian !
Kita harus hati – hati dan bijaksana dalam memahami, menyikapi dan menterjemahkan apa itu intelegensi dan angka – angka hasil test intelegensi !
Sungguh arif jika Anda proaktif untuk berdiskusi dengan pakar yang tepat, yakni guru pembimbing (Bimbingan dan Konseling), psikolog, atau lembaga penyelenggaara tes psikologi yang ada. Mengapa demikian ? Sebab sering terjadi hasil tes IQ itu dipersepsi salah oleh bahasa awam !

Contoh :
Bagaimana menghadapi kasus berikut ?

Kasus A

Si A menurut hasil tes intelegensi memiliki IQ = 122. Ini berarti tergolong pada kemampuan Intelektual Superior atau sangat cerdas. Seharusnya prestasi belajarnya berkisar 9 – 10 (ulangan harian / nilai rapor). Tetapi mengapa kenyataannya nilainya di bawah 6,0 dan tergolong peringkat empat puluhan di kelasnya ?

Kasus B

Sebaliknya Si B memiliki angka IQ = 115 yang artinya termasuk klasifikasi Kemampuan Intelektual di atas rata – rata. Perkiraan nilai hasil belajarnya minimal 7,0. Namun, apa yang terjadi ? Nilai hasil ulangan dan rapornya rata – rata 8 koma sekian. Tentunya termasuk peringkat 10 besar dikelasnya.


Perlu direnungkan !
Intelegensi (IQ) bukanlah satu – satunya !
Intelegensi atau kecerdasan (Rasio Emosional) itu hanyalah SALAH SATU SAJA dari sekian banyak faktor kesuksesan. Keberhasilan seseorang dalam belajar / bekerja / bergaul tidak hanya ditentukan secara mutlak oleh taraf intelegensi saja. Banyak faktor lain yang dapat saja justru menjadi kunci sukses ! Misalnya : semangat dan motivasi, minat, kreativitas, sikap, ciri / sifat kepribadian emosional, strategi belajar yang efektif, kemampuan untuk bertahan mengatasi kesulitan (adversity Qoutient) peranan lingkungan, dan lain – lain.

b.      Kecerdasan Sosial
Tingginya taraf kecerdasan rasional (otak) terbukti belum menjamin gemilangnya prestasi seseorang dalam kehidupan sehari – hari ketika belajar / bergaul dan berinteraksi sosial secara nyata. Untuk itu, ada upaya mengidentifikasi jenis kecerdasan lain.
Dicobalah menemukan kecerdasan jenis lain itu, dan dinamai kecerdasan sosial. Kecerdasan sosial ini, terdiri dari kepekaan sosial, komunikasi yang baik, empati, pengertian / pemahaman terhadap orang lain (Munandir, 1995).

c.      Kecerdasan Emosional (Emotional Qoutient)
Kecerdasan emosional adalah intelegensi dunia perasaan seorang individu.
Seorang pakar mengartikan kecerdasan emosional sebagai kemampuan individu untuk mengenali emosi (perasaan) diri sendiri dan emosi orang lain, memotivasi diri sendiri, dan mengelola emosi itu dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungannya dengan orang lain (Goleman, 1999 dalam Ramli, 2001).
Bisa terjadi seseorang yang cerdas (otaknya) namun dapat menjadi sedemikian tidak rasional (menjadi “bodoh”). Mengapa ? Kcerdasan akademis (IQ) sedikit saja kaitannya dengan kehidupan emosional. Dapat saja orang yang paling cerdas pun diantara kita, terperosok ke dalam nafsu tak terkendali dan meledak – ledak ! (Goleman, 1999).
Kecerdasan perasaan emosional merupakan kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, bertahan menghadapi frustasi, mengadakan dorongan hati, tidak melebih – lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati, dan menjaga agar beban stress (tekanan mental) tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, punya empati dan banyak berdo’a. (Daniel Goleman, 1999).


Kecerdasan Emosional


o   Mampu memotivasi diri sendiri
o   Daya tahan menghadapi frustasi
o   Mengendalikan dorongan hati
o   Tidak berlebihan atas kesenangan
o   Mengatur suasana hati
o   Beban stress tidak melumpuhkan daya pikir
o   Punya empati
o   Banyak berdo’a




Wacana yang mengejutkan kita adalah betapa peranan kecerdasan emosional itu sangat dominan dalam meniti keberhasilan seseorang !
Bagi kesuksesan seseorang individu, kecerdasan rasional (IQ) hanya berperan 20% saja, sedangkan kecerdasan emosional punya andil 80%. Benarkah ?

d.      Kecerdasan Emosional (Emotional Qoutient)
Bakat adalah kemampuan dasar seseorang untuk belajar / bekerja dalam tempo yang relatif pendek dibandingkan dengan orang lain, namun hasilnya justru lebih baik.
Contoh : Seseorang yang berbakat melukis, akan lebih cepat bisa dan cepat menyelesaikan pekerjaan melukis tersebut, dibandingkan dengan orang lain yang tingkat bakatnya dibawahnya.

Bakat (aptitude) juga bermakna potensi yang akan diwujudkan               di waktu yang akan datang. Maksudnya bakat menunjukkan adanya peluang saja, yakni peluang keberhasilan (Munandir, 1995). Maka tidak heran ada istilah bakat terpendam.
Dengan kata lain bakat harus disemaikan, diwujudkan, dan dikembangkan. Kalau tidak, lepaslah peluang keberhasilannya. Untuk mengembangkan potensi bakat perlu menggerakkan seluruh aspek

JENIS BAKAT

Menurut beberapa referensi test bakat, dikenali adanya contoh jenis – jenis bakat, yaitu : bakat verbal, bakat numerikal.
·         Verbal           : Konsep – konsep yang diungkapkan dalam bentuk kata – kata
·         Numerikal     : Konsep – konsep dalam bentuk angka – angka
·         Skolastik       : Kombinasi kata – kata dan angka – angka
·         Abstrak         : Aspek yang tidak berupa kata maupun angka, namun berbentuk pola, rancangan, diagram dengan ukuran – ukuran, bentuk dan posisi – posisinya.
·         Mekanik        :  Prinsip – prinsip umum IPA, tata kerja mesin, perkakas, dan alat – alat lainnya.
·         Relasi ruang  : Mengamati, mencitrakan pola dua dimensi / berpikir dalam tiga dimensi.
·         Kecepatan Ketelitian Klerikal      : Tugas tulis menulis, ramu meramu untuk kantor, laboratorium dan lain – lain.
·         Bahasa          : Penalaran analitis tentang bahasa, misalnya untuk jurnalistik, stenografi, penyiar, editing, hukum, pramuniaga dan lain – lain.

e.       Kecerdasan Spiritual
Suatu kecerdasan yang bersangkut paut dengan pengikatan diri dengan Zat Yang Maha Tinggi yaitu Tuhan.
Kecerdasan spiritual merupakan kepekaan batin seseorang untuk melihat dan merasakan perbedaan antara suatu kebaikan dan keburukan, suatu kemampuan diri untuk memilih dan berpihak kepada kebaikan dan merasakan nikmatnya seseorang yang mempunyai kecerdasan spiritual yang tinggi akan tidak mudah cepat putus asa, pantang menyerah, hidupnya akan penuh dengan harapan dan ketenangan hati. Ia sadar bahwa dirinya itu milik Tuhan Yang Maha Kuasa dan Tuhan adalah sumber kebaikan.
Dengan adanya rasa pengikatan diri dengan Tuhannya ia akan berserah diri, ia sadar bahwa manusia memang harus selalu berusaha tetapi Tuhanlah yang menentukan segalanya.



Lagu ciptaan BIMBO
TUHAN

Tuhan tempat aku berteduh
Dimana aku mengeluh
Dengan segala keluh

Tuhan .. Tuhan Yang Maha Kuasa
Dimana aku memuja
Dengan segala do’a

Aku dekat engkau dekat
Aku jauh engkau jauh
Hati adalah cermin
Tempat pahala dan dosa bertaruh

f.        Minat ( Interest )
Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
Orang yang berminat pada suatu hal akan memberi perhatian, mencarinya, mengarahkan diri, berusaha mencapai / memperoleh sesuatu itu. (Munandir, 1995).
Minat dapat membangkitkan “power”, kekuatan, dorongan yang mengarahkan kepada optimalisasi pendakian objek tertentu. Dengan minat, seseorang dapat menghadapi hal yang berat menjadi ringan, yang jauh akan terasa dekat, pelajaran yang sulit terasa mudah.
Guilford, 1956, membedakan minat menjadi : minat vokasional menunjuk pada bidang – bidang pekerjaan.
Minat vokasional yaitu minat untuk memperoleh kepuasan dari kegiatan tertentu, misalnya petualangan, hiburan, apresiasi, artistik, ketelitian, dan lain – lain.
Minat Vokasional terdiri dari tiga faktor, yakni :
1.       Minat profesional yakni minat dan keilmuan, ekspresi aestitis (seni), dan kesejahteraan sosial.
2.       Minat komersial yaitu minat pada pekerjaan dunia usaha / bisnis, jual beli, periklanan, kesekretariatan, akuntansi dan sebagainya.
3.       Minat kegiatan fisik yaitu minat mekanik (tata kerja mesin), kegiatan luar (out door).

Minat juga dapat dibedakan sebagai berikut :
1.     Sekelompok orang yang suka / berminat bekerja dengan benda – benda (mesin, perkakas, tanaman di ruang terbuka).
2.     Sekelompok orang yang berminat pada pekerjaan administrasi, mengolah angka dan daata, taat pada peraturan dan cermat.
3.     Mereka yang suka bisnis dan berorganisasi, mengajak / mempengaruhi dan mempresentasikan sesuatu.
4.     Mereka yang berminat pada kegiatan sosial : mengajar, merawat komunikasi, memberi informasi, dan lain – lain.
5.     Mereka yang berminat pada kegiatan ekspresi seni, intuitif, imajinasi dan kreativitas.
6.     Mereka yang berminat pada kegiatan mengamati, meneliti, menganalisis, mengevaluasi, lebih banyak berpikir dari pada bertindak.
Sedangkan Kuder memilah minat menjadi : minat kegiatan luar (out door), mekanikal, komputasional, ilmiah, persuasif, artistik, kesusastraan, musik, pelayanan sosial, klerikal.
Catatan : minat adalah hasil belajar, artinya minat dapat berubah – ubah sesuai dengan perkembangan wawasan dirinya. Yang saat ini diminati, mungkin pada saat mendatang tak disukai lagi.

Tugas 1

Buatlah intisari tentang pemahaman Anda apa itu potensi dan bagian – bagiannya !

1.     Apa itu potensi ?
Kemampuan atau kekuatan yang bersifat fisik atau psikis

2.     Apa itu intelegensi ? Sejauhmana intelegensi menjamin kesuksesan belajar / kehidupan ?
Keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah serta mengolah dan menguasai lingkungan secara efektif

3.     Sebutkan unsur – unsur kecerdasan sosial ?
Kecerdasan sosial dalam, komunikasi yang baik, kepekaan sosial, empati, pengertian terhadap orang lain

4.     Apa makna dan apa saja unsur – unsur EQ (Emotional Qoutient) ?
Intelegensi dunia perasaan seorang individu. Unsur : mampu mengatasi diri sendiri, daya tahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati, tak berlebihan, kesenangan, dapat mengatur suasana hati.

5.     Bagaimana hubungan IQ (Kecerdasan Rasional) dengan EQ (Kecerdasan Emosional) ?
Jika ia memiliki kecerdasan rasional dalam memilih apa yang benar dan salah maka emosionalnya pun akan mudah terkontrol

6.     Apa yang kalian ketahui tentang kecerdasan spiritual dan apa makna yang terkandung dalam lagu TUHAN tersebut ?

Dengan adanya rasa pengikatan diri dengan Tuhannya maka manusia akan salah ingat kepada Tuhannya, Tuhan akan selalu melihat dan mengetahui segala apa yang dilakukan oleh umatnya ( manusia ). Untuk itu segala pengendalian dirinya segala, tindakannya akan selalu ada yang mengontrol dari dalam batinnya, melalui kepekaan batinnya, melalui suara hatinya yang murni dengan suara hati tersebut kita akan tahu mana yang boleh dilakukan, mana yang tidak, mana yang baik dan mana yang buruk. Bila kita dekat dengan yang empunya yaitu Tuhan itu sendiri, rasa kedamaian akan selalu ada.
Dengan adanya keimanan dan ketaqwaan seseorang akan memahami dengan benar terhadap agama yang dianutnya / sesuai kepercayaannya dan mengamalkannya dalam hidup sehari – hari, maka orang tersebut akan merasakan adanya ketenangan hidup, tidak mudah dipengaruhi oleh hal – hal yang negatif / irrasional. Punya rasa toleransi yang tinggi terhadap antar / sesama pemeluk agama yang berbeda – beda; pandai bergaul dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan masyarakatnya.
Sedangkan seseorang yang kecerdasan spiritualnya rendah / kurang, orang tersebut merasa tidak perlu melakukan pendekatan dirinya terhadap Tuhannya, ia merasa bahwa dirinyalah yang paling baik dan benar, sombong, bahwa segala yang diperolehnya karena semata hasil kerjanya, tidak pernah punya rasa syukur, bertindak semaunya karena tidak pernah mendengarkan suara hati dan hatinya gersang.

Tugas 2

Cermati aspek – aspek dan potensi fisik yang Anda miliki. Deskripsikan /sebutkan aspek – aspek fisik Anda yang kondisinya bagus dan prima. Dan aspek fisik yang kondisi dan fungsinya kurang bagus, misal penglihatan minus sekian sehingga harus dengan alat bantu kacamata, saluran pencernaan terganggu sakit maag, gigi telah berlubang satu buah dan lain – lain.

No.
Aspek fisik yang kondisinya bagus/prima
No.
Aspek fisik yang fungsinya kurang prima/terganggu penyakit

Misal :

Misal :
1.      
Kondisi / kesehatan gigi dalam keadaan baik, putih dan kuat
1.
Kondisi persendian lutut sudah terganggu karena keseleo / terkilir
2.      
Tangan masih dalam keadaan baik masih mampu menulis dsb
2.
Organ pencernaan terganggu karena punya penyakit lambung
3.      
Kaki masih dalam keadaan baik masih mampu berjalan dsb
3.
Mata sudah tidak normal, (Pakai kacamata minus)
4.      
Telinga masih dalam keadaan baik masih mampu mendengar



 

Comments

Popular posts from this blog

Lirik lagu Cilacap Bercahaya

Lirik Lagu BANGGA MBANGUN DESA