PERMASALAHAN BAKAT DAN MINAT
PERMASALAHAN BAKAT DAN MINAT
Tidak ada seorang pun yang tidak berbakat, yang
membedakan ialah ada tidaknya minat untuk mengembangkannya. Bakat merupakan
potensi bawaan yang dimiliki manusia, sedangkan minat tercipta karena adanya
ketertarikan kuat atas sesuatu. Kedua hal ini seringkali dikaitkan dengan
faktor kecerdasan dan kesuksesan seseorang. Bagi saya sendiri, orang cerdas itu
orang yang mampu memahami mengembangkan dan mendayagunakan bakatnya untuk
kepentingan dan kebahagiaan hidupnya, dan orang sukses ialah orang yang mampu
membahagiaan hidupnya. Sukses bisa saja karena bakat, tetapi sering juga karena
minat. Jika demikian, bagaimana bakat itu muncul dan terbentuk dalam diri kita?
Bagaimana kita bisa mengembangkan keduanya?
Secara ilmiah, para ahli (dikutip dari www.
kesehatan.kompas.com) menyatakan bahwa saat lahir kita memiliki 100 miliar
neuron. Tiga bulan atau 60 hari menjelang kelahiran, neuron yang kita
miliki itu sudah berkomunikasi satu sama lain. Mereka bahkan membentuk jalinan
yang dinamakan dengan axon. Saat jalinan terbentuk, sebuah sinapsis pun
otomatis terbentuk. Di usia tiga tahun, setiap 100 miliar neuron kita itu
telah menciptakan jaringan sinapsis dengan neuron lainnya. Koneksi antarneuron
inilah yang menjadi awal mula munculnya bakat. Tanda-tandanya, kita akan
terlihat aktif luar biasa. Jalinan sinapsis akan terus mendorong diri kita
untuk tidak berhenti melakukan apa pun yang kita mau sesuai dengan minat kita.
Proses ini berlangsung hingga usia kita mencapai 16 tahun. Di usia inilah bakat
mulai terasah karena kita memiliki ruang lebih luas untuk fokus dan benar-benar
mengeksploitasi beberapa sinapsis tertentu setelah mengalami proses kebingungan
memilih, mencoba melakukan segala sesuatu, dan kita tidak terfokus untuk
mematangkan sebuah nilai kompetensi tertentu. Dari proses ini, kita dapat memahami
bahwa minat merupakan faktor yang dapat mengarahkan bakat. Dalam beberapa pengertian,
minat merupakan suatu perhatian khusus terhadap suatu hal tertentu yang
tercipta dengan penuh kemauan dan tergantung dari bakat dan lingkungannya.
Dengan demikian, minat dan bakat merupakan faktor yang saling mempengaruhi,
terlepas dari faktor mana yang lebih dominan. Keduanya penting untuk
dikembangkan secara optimal bahkan maksimal.
Dalam kenyatannya, bakat atau nature sering
diartikan sebagai talenta, yakni kemampuan tertentu yang unik, kecakapan, gift
(anugerah) yang dimiliki seseorang. Pengertian
ini mengalami perkembangan signifikan dengan munculnya pengertian menurut Gallup
(2001) bahwa bakat merupakan pola pikir, perasaan dan perilaku yang
berulang-ulang dan dapat meningkatkan produktivitas. Berdasarkan pengertian
tersebut, maka bakat itu tidak hanya menyangkut kecakapan tertentu, tetapi juga
berkaitan dengan adanya peran untuk mengembangkan. Dalam hal ini, minat menjadi
faktor penting yang berfungsi
sebagai nurture yang akan membantu pengembangan bakat tersebut. Minat
merupakan suatu pemusatan perhatian secara tidak sengaja yang terlahir dengan
penuh kemauan, rasa ketertarikan, keinginan, dan kesenangan. Ciri umum minat
ialah adanya perhatian yang besar, memiliki harapan yang tinggi, berorientasi
pada keberhasilan, mempunyai kebangggaan, kesediaan untuk berusaha dan
mempunyai pertimbangan yang positif. Minat dapat dikatakan sebagai dorongan
kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam mewujudkan pencapaian
tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya.
Keberadaan minat merupakan faktor utama bagi
pengembangan bakat karena tanpa minat, bakat tidak akan berdayaguna. Artinya,
minat yang tinggi akan membuat kita mampu melakukan sesuatu sekalipun kita
tidak berbakat, sebaliknya berbakat tanpa minat akan sulit mengembangkan bakat
tersebut. Karena itu, ketika kita mengenali dan memahami bakat kita,
tumbuhkanlah dan peliharalah minat kita agar bakat yang kita punya terjaga.
Minat bisa diciptakan, tetapi bakat merupakan bawaan yang tidak bisa kita
ciptakan dengan tiba-tiba. Semua orang bisa melakukan hal yang sama dengan
kita, tetapi yang berbakat bisa menghasilkan kualitas yang lebih baik. Untuk
memahami bakat dan minat memang bukan masalah gampang karena tidak hanya
menyangkut masalah banyaknya teori dan tes untuk mengenali bakat dan mengukur
minat kita. Lebih dari itu, ada yang sangat penting untuk kita pahami
yakni bagaimana mengembangkan bakat dan minat itu untuk sebuah prestasi
kehidupan karena tidak semua orang mampu memaksimalkan
bakatnya, sekalipun ia telah mengenali dan mengetahuinya.
Untuk mengembangkan bakat dan minat, diperlukan
beberapa faktor berikut. Pertama, stimulasi. Faktor stimulan bakat dan
minat bisa internal atau eksternal. Stimulan yang utama ialah kesadaran akan
potensi diri, belajar
dan terus belajar, konsentrasi dan fokus dengan kemampuan atau kelebihan diri
kita. Jangan selalu melihat kepada kelemahan, karena waktu kita akan terbuang,
sehingga bakat pun ikut terpendam dan minat jadi “melempem”. Kedua,
berusahalah untuk kreatif dengan mencari inspirasi dari mana saja dan dari
siapa saja. Kreativitas akan menuntun jalan kita menuju pengenalan dan
pemahaman bakat, menumbuhkembangkan minat, sehingga kita bisa mengembangkannya
agar bermanfaat
untuk hidup kita. Ketiga, peliharalah kejujuran dan ketulusan. Kita
harus jujur mengakui bakat yang kita miliki sekalipun tidak begitu kita minati.
Ketulusan mensyukuri bakat dapat menumbuhkan minat meskipun perlu proses dan
waktu. Bakat alami itu akan tetap ada, bisa dikembangkan dan dimanfaatkan
dengan meningkatkan kekuatan minat. Misalnya, kita semua bisa menulis,
tetapi yang berbakat bisa menghasilkan tulisan yang lebih baik daripada yang
lainnya. Ketika bakat itu disertai dengan minat yang kuat, maka bakat itu akan
berkembang lebih pesat dan berkualitas. Bakat itu akan mengundang kerinduan
untuk melakukannya kembali, seperti energi
yang mensuplai kebutuhan.
Tulisan ini merupakan motivasi bagi saya
sendiri dan semoga bermanfaat bagi pembaca. Kita tidak bisa selalu menjadi apa
yang kita inginkan, tetapi kita bisa menjadi diri yang lebih baik dari diri
yang sekarang dengan mengembangkan bakat kita.
MENGATASI STRESS
PAD ANAK
Dengan memahami gejala dan sumber penyebab stres pada tulisan sebelumnya, kita dapat mencari dan menentukan langkah untuk mengatasinya. Untuk mengatasi stres pada anak, diperlukan tindakan pencegahan, pengendalian serta melatih kesiapan anak sendiri. Melatih kecerdasan anak (terutama kecerdasan spiritual, emosi dan adversitasnya), menjaga kesehatan fisiknya, melatih kemampuan dan keterampilannya menghadapi tantangan atau masalah bisa menjadi langkah penanggulangan stres baik untuk anak. Latihan ini dapat menjadi bekal pembiasaan, baik fisik maupun sikap mental yang baik untuk perkembangannya, sehingga anak bisa memiliki ketahanan terhadap terpaan masalah dan stres. Paling tidak dalam hal ini, orang tua memiliki kemauan untuk lebih peduli, lebih memperhatikan dan lebih memahami faktor kesehatan dan perubahan tingkah laku si kecil demi menghadapi kemungkinan ia terbelenggu stres.
Mengapa hal itu penting kita lakukan? Karena stres berdampak besar terhadap kesehatan fisik dan mental anak, serta mengganggu proses tumbuh kembang anak dan pembentukan kepribadiannya. Bagaimana dampaknya?
Dampak Stres pada Anak
Dampak positifStres yang berdampak positif umumnya merupakan bagian yang normal dari proses belajar dalam kehidupan anak setiap hari. Misalnya, ketika anak mengikuti perlombaan tertentu, ia akan belajar arti kompetisi dalam mencapai keberhasilan. Stress yang dialami dalam kompetisi seperti ini bisa diarahkan untuk memotivasi semangat belajar, berlatih dan bekerja keras mencapai kemenangan, serta melatih kesiapan mental anak menghadapi kegagalan dan menerima kekalahan. Contoh lain, stres yang dialami anak ketika belajar bersepeda bisa dikembangkan untuk memotivasi usaha dan keinginanya agar cepat bisa. Bersepeda juga mengajarkan anak tentang teknik kecepatan dan keseimbangan, serta belajar mengenai sakit karena jatuh lalu bangkit untuk kembali belajar dari kesalahan sewaktu jatuh tadi. Bentuk stres seperti ini memberikan stimulasi positif untuk perkembangan kemampuan dan kecerdasannya sebagai bentuk belajar menghadapi tantangan, serta melatih keterampilan menyelesaikan masalah. Stres dalam tingkat ini tentu bukan bagian dari rasa tertekan yang mendalam yang bisa mengganggu perkembangannya.
Dampak negatif
Stress pada anak yang dibiarkan berlanjut dan berkepanjangan bisa menyebabkan dampak yang membahayakan. Dalam jangka pendek, dampak negatif stres ialah mengacaukan dan merusak emosi anak yang ditandai dengan gampang marah, sulit berkonsentrasi, dan mengalami kegelisahan yang berakibat sering mengompol. Dampak jangka panjangnya ialah bisa membuat anak mengalami chronic sress dan depresi di masa kecil. Kedua hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan dan perkembangan mental anak. Stres berkepanjangan membuat kualitas hidup anak begitu rentan karena stres sangat berisiko menurunkan kekebalan tubuh (immune system) yang bermanfaat dalam melawan penyakit dan infeksi. Stres juga bisa merusak sistem pencernaan, menghambat pertumbuhan dan perkembangan fisik, mengacaukan dan merusak stabilitas emosi, serta mengganggu perkembangan sel-sel otak anak.
Dampak negatif stres pada anak begitu serius. Jika kita sebagai orang tua tidak segera melakukan upaya pencegahan, penanggulangan dan mempersiapkan kemampuan anak untuk terlatih menghadapi stres, maka stres bisa mengubah dan merenggut keindahan masa kecil anak. Hal ini bisa ikut mempengaruhi kemampuan dan keberhasilannya dalam bersosialisasi dengan teman-temannya dan lingkungannya, menurunkan daya prestasinya (di sekolah), serta kesulitan dalam mengembangkan bakat dan minatnya sebagai salah satu faktor penting dalam proses perkembangannya dan kepribadiannya.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa dampak negatif stres lebih banyak terjadi pada anak berusia di bawah 10 tahun yang memiliki temperamen sulit dan anak yang dilahirkan prematur. Dengan demikian, usia balita sangat rentan terhadap stres, sehingga hal-hal baru yang dialaminya bisa berpotensi menimbulkan stres yang berdampak negatif terhadap mereka.
Bagaimana cara kita mengatasi hal tersebut? Untuk membantu mengatasi stres pada anak, diperlukan strategi pengendalian yang tepat dari orang dewasa, khususnya orang tua dan keluarga. Hal ini tentu harus berdasarkan tingkat usia dan perkembangan anak. Karena itu, kita perlu mempertimbangkan strategi atau upaya yang akan kita lakukan dengan kemampuan anak dalam memahami keadaan yang sedang mereka alami. Para pakar anak menyebutkan bahwa ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah serta mengurangi stres pada anak. Cara-cara ini berawal dari tingkat pencegahan, pembelajaran dan latihan pengendalian, hingga penanggulangan stres pada anak.
Mencegah stres pada anak
Sebelum si kecil mengalami
stres, alangkah baiknya jika orang tua selalu berusaha menjalin dan menjaga kedekatan
hubungan dengan anak secara harmonis, dengan melakukan hal-hal berikut ini.- Berkomunikasi dengan anak secara
aktif dalam berbagai hal merupakan cara yang tepat untuk mengetahui dan
memahami banyak hal tentang anak. Apa yang tengah ia rasakan, masalah apa
yang ia hadapi, serta gagasan-gagasan apa yang ingin ia keluarkan. Menjadi
penanya dan pendengar yang aktif dan responship merupakan kunci
berkomunikasi dengan si kecil. Makan bersama, ngobrol atau meluangkan
waktu untuk menemaninya bermain dan mendampinginya mengerjakan tugas/PR,
kita bisa mengetahui dan memahami perubahan-perubahan sikap atau tingkah
si kecil, serta perkembangan kondisi buah hati kita. Hal ini selain
menjaga kedekatan batin dan kepercayaan, juga bisa menjadi kebiasaan anak
untuk mengkomunikasikan pengalaman emosional dan intelektualnya terhadap
orang tuanya. Dengan menjaga kelancaran berkomunikasi dengan anak,
kemungkinan anak mengalami stres bisa dicegah
- Bersikap
terbuka terhadap anak, dengan mengkomunikasikan hal-hal dalam keluarga
secara proporsional. Hal-hal baru dalam keluarga bisa menyebabkan stress pada anak,
misalnya kelahiran adiknya atau kehadiran anggota keluarga baru. Penting
bagi orang tua untuk jauh-jauh hari menyampaikan hal ini kepada anak,
serta mempersiapkan mental anak dengan cara memberikan pengertian dan
pemahaman yang bisa membuatnya menerima perubahan tersebut. Berikan
kesempatan pada anak untuk bertanya mengenai hal ini sesuai dengan
keingintahuannya, sehingga orang tua bisa menilai sejauh mana pengertian
dan pemahaman anak mengenai hal ini. Dengan melakukan hal ini, kemungkinan
anak terkena stres bisa dicegah.
- Jangan
membebani anak dengan masalah yang dihadapi orang dewasa atau orang tua.
Berikan anak pengertian mengenai tujuan hidup keluarga, dan ssesekali
ajaklah anak berdiskusi mengenai kesulitan-kesulitan yang dihadapi
keluarga dengan sikap bersahabat dan menyenangkan, serta cara yang
bisa dimengerti anak.
- Jangan
membebani anak dengan tuntutan yang terlalu banyak dan berlebihan,
misalnya harus selalu juara kelas, harus berprestasi di bidang tertentu
dan harus menjadi nomor satu dalam segala hal, hanya akan membuatnya
terbebani dan tertekan. Mereka bukan yang sempurna, memiliki kelemahan, kekurangan
yang harus kita terima. Berikan ia kebebasan untuk menemukan kenyamanan
dalam diri dan aktivitasnya. Jangan pula membebani anak secara berlebihan
dengan mengharuskan mengikuti banyak aktivitas seperti les atau kursus di
luar sekolah. Sekolah dan materi belajar di sekolah, serta tugas-tugas
sekolah (PR) pun sudah cukup berat dan padat. Kalaupun ingin memberikan
les, berikan yang sesuai dengan minat dan bakatnya agar ia merasa nyaman
dan tidak merasa dipaksa. Bantu dan berikan kesempatan si kecil untuk
belajar mengatur waktu mereka dengan baik
- Melatih
pernapasan
Ajarkan si kecil untuk meniupkan kekhawatirannya lewat hembusan napas. Ajar mereka untuk melakukan gerakan seakan meniup balon yang ada di dalam perutnya. Gerakan ini dimaksudkan agar si kecil menghirup napas yang dalam, tahan hingga 3 hitungan, lalu hembuskan sambil mengeluarkan suara “aaaa”. Letakkan telapak tangan si kecil pada perutnya untuk ia merasakan napasnya yang masuk ke dalam perutnya. Seringnya si kecil bernapas dengan dada dengan gapah, bukan dengan perutnya. Mengambil napas dalam-dalam dan perlahan adalah cara termudah untuk meredam stres dan membiarkan kekhawatiran mereda. - Membiarkan
ketegangan melayang
Coba minta anak Anda untuk menegangkan setiap otot pada tubuhnya dan kaku seperti kayu, sehingga setiap tulang pada tubuhnya tegang. Tunggu beberapa saat, lalu dalam hitungan cepat, minta ia untuk membuat tubuhnya sangat lunglai. Saat ini dilakukan berulang kali, ia akan mengetahui cara membuat tubuhnya relaks. Ketika ia sudah mengenali tubuhnya sendiri, ia bisa menyadari bagian-bagian mana pada tubuhnya yang terasa kaku ketika ia sedang dalam tekanan (stres), entah itu lehernya, pundaknya, atau rahangnya. Ketika salah satu bagian pada tubuhnya menegang akibat stres, minta ia untuk menutup matanya, berkonsentrasi pada titik tersebut, buat bagian tersebut menegang selama 4 detik, lalu lemaskan. Saat melakukan teknik ini, minta ia untuk membayangkan stres dan kekhawatirannya terbang mengawang dari atas kepalanya dan jari-jari kakinya hingga ia benar-benar merasa tenang dan kalem. - Kata-kata
positif untuk tetap tenang
Ajarkan si kecil untuk mengucapkan kata-kata penguatan di dalam kepalanya untuk meredakan ketegangan. Cari cara dan bahasa yang mudah ia katakan dan artinya cukup besar, misal “Tenang,” “Aku pasti bisa,” “Tenang dan bernapas pelan,” atau “Ini bukan hal yang sulit.” - Tempat
nyaman
Coba tanyakan pada si kecil, di mana ia biasa merasa sangat tenang. Misal; pantai, ranjangnya, rumah kakek, atau tempat bermainnya yang lain. Ketika ia merasa sangat tegang, mintalah ia untuk menutup matanya dan membayangkan lokasi tadi sambil bernapas perlahan. - Formula
1 + 3 + 10
Katakan pada si kecil, ketika ia mulai merasakan tubuhnya tegang karena ada rasa tertekan, ajarkan ia formula 1+3+10. Pertama, angka 1 merupakan ucapan ia dalam hatinya untuk “tenang”. Selanjutnya, angka 3 melambangkan banyaknya napas perlahan dan mendalam yang harus ia hirup dan hembus dari perutnya. Sementara angka 10, merupakan hitungan yang di dalam kepalanya. Tempelkan formula ini di kamarnya atau di lemari es agar ia terus mengingat formula tersebut. - Kotak
pembasmi stres
Tak ada cara yang benar maupun salah dalam mengurangi tingkat stres. Kuncinya hanyalah menawarkan pilihan agar si kecil bisa memilih apa yang terbaik untuknya. Ketika ia sudah menemukan penghilang stresnya sendiri, ia harus terus melatihnya hingga ia bisa menghapuskan stresnya sendiri. Keluarga bisa menciptakan kotak pembasmi stres. Isi kotak tersebut dengan alat-alat pembasmi stres. Misal, kertas kosong dan pensil (untuk menggambar stres yang pergi menjauh), bola remas, lilin mainan atau tanah liat untuk dibentuk, mp3, atau cd relaksasi. Isi kotak ini bisa digunakan tiap ada anggota keluarga yang merasa stres atau tertekan. - Relaksasi
dan pernapasan dengan yoga
Saat ini latihan yoga sudah sangat bervariasi dan bisa diikuti oleh siapa pun, termasuk anak-anak. Coba ikuti kelas yoga bersama si kecil agar ia bisa belajar melatih pernapasan. Atau belilah DVD yoga untuk berlatih bersama di rumah.
Menanggulangi stres yang dialami anak
Selain tindakan mencegah,
melatih dan mengendalikan stres, sebagai orang tua, kita juga harus mau dan
mampu menanggulanginya agar stres yang dialami anak tidak berlarut-larut dan
berkepanjangan menjadi depresi. Kita bisa melakukan beberapa hal berikut
berkaitan dengan menjaga kondisi fisik, stabilitas emosi dan menciptakan
lingkungan yang nyaman.- Berikan
anak asupan nutrisi yang baik dan bergizi agar kondisi badannya tidak
melemah. Atur pola istirahatnya dengan tidur cukup agar sel-sel otaknya
bisa rileks dan memacu pertumbuhan hormon-hormon pembangkit mood juga semangat. Kedua hal ini
sangat membantu kestabilan tenaga dan emosi anak-anak dalam menghadapi
stress.
- Luangkan
dan ciptakan quality time untuk anak. Manfaatkan sesempit
apapun waktu untuk berkomunikasi dengan anak setiap hari. Tanyakan kondisi
anak, dengarkan ketika ia bercerita mengutarakan masalah yang sedang
dihadapinya, berikan respon positif dan biarkan ketika ia menuliskan apa
yang dipikirkan dan dirasakannya dengan menulis diary. Hal ini akan
membantu mengurangi kadar stres bakan bisa mengobatinya karena ia merasa
sangat berarti bagi orang tuanya.
- Ciptakan
suasana nyaman di rumah dan siapkan lingkungan yang mendukung bagi
perkembangan anak, sehingga ia dapat bermain, berimajinasi, mengembangkan kreativitasnya,
serta mengekpresikan bakat seninya, seperti bermusik, menggambar, menulis,
menari dan berkerasi dengan kertas atau tanah liat. Seni-seni seperti ini
bisa menjadi terapi kecerdasan dan kesehatannya.
- Bantulah
si kecil untuk belajar mengidentifikasi bermacam strategi penanggulangan
stres. Misalnya, mengajarkannya cara meminta pertolongan jika ada
seseorang yang mengganggunya, mengajarinya bersikap terbuka dengan
mengatakan apa yang disukai dan tidak disukainya atau meninggalkan orang
yang bisa menganggu kenyamanannya
- Berikan
anak pengetahuan dan pengertian untuk mengenal emosi, menamai
bentuk-bentuk emosi atau perasaannya, serta menerima dan
mengekspresikannya dengan tepat. Hal ini dapat membantunya mengelola emosi
dan menyalurkan stresnya
- Ajarkan
anak untuk mentransfer strategi pengendalian stres dengan mengalihkannya
kepada situasi yang lain, misalnya membayangkan tempat-tempat yang disukai
untuk dikunjungi dan menghayal mengunjungi tempat-tempat tersebut. Hal ini
juga befungsi sebagaai langkah melatih anak menghadapi stres.
- Berikan
pujian yang logis dan wajar setiap kali mereka melakukan hal-hal yang
baik. Pelukan hangat atau ciuman sayang bisa dilakukan agar mereka merasa
dihargai dan dicintai, sehingga ketika ia mengalami stres ia tidak akan
merasa dirinya benar-benar “hilang” dan tak berguna. Ia akan merasa
memiliki orang yang siap mendukungnya dan mempercayai orang tuanya.
- Ciptakan
dan gunakan humor-humor segar untuk mencairkan kegelisahan dan
kesedihannya akibat stres. Ajaklah ia menonton tayangan komedi yang baik,
yang bisa membuatnya tertawa lepas. Humor bisa menjadi penyangga perasaan
dari situasi yang kurang baik, dan tertawa senang bisa meningkatkan
mood-nya. Selain itu, humor juga baik untuk menjaga persepsi anak tentang
hidup dan permasalahannya. Anak bisa memandang masalah yang dihadapinya
dengan sisi humornya, sehingga ia tidak terbelenggu stres.
- Berikanlah
contoh dan teladan yang baik kepada mereka sehingga mereka akan meniru
tingkah laku orang tuanya. Tunjukkan kepada mereka keahlian untuk
mengontrol pengendalian diri dan keahlian untuk mengendalikan stress.
Dengan melihat hal ini akan memberikan keuntungan bagi mereka karena
nantinya mereka akan mampu mengendalikan stress mereka secara baik.
- Cari
informasi mengenai penanggulangan stres pada anak melalui media massa,
seperti televisi, koran, majalah, dan internet. Saling berbagi pengalaman
mengasuh anak dan bertukar pikiran mengenai masalah anak-anak dengan teman
atau sahabat sangat bermanfaat untuk menambah wawasan mengenai
penanggulangan stres. Jika masalah yang dihadapi terlalu berat untuk
dihadapi sendiri, jangan segan untuk mengajak anak berkonsultasi dengan
ahli atau para profesional.
- Tanamkan
dan ajarkan nilai-nilai agama pada anak sejak dini. Sebaik-baik tempat
berkeluh kesah dan mengembalikan masalah adalah Allah SWT. Ajaklah si
kecil untuk membiasakan diri beribadah dan berdoa untuk menumbuhkan
kebutuhan spiritual dalam dirinya, serta mengembangkan kecerdasan
spiritualnya dalam menghadapi stres yang ia alami. Kelak, pembelajaran dan
pendidikan seperti ini bisa membentengi mental dan jiwanya dari
keterpurukan saat menghadapi masalah karena ia mempercayai dan meyakini
kekuatan Tuhan.
Comments
Post a Comment
Tinggalkan Komentar Anda